seberapa hebatkah kita hingga kita merasa pantas untuk menghujat Tuhan??
musibah dan bencana, tentunya bukan suatu kenikmatan. pilu, kelu, resah, gelisah, kehilangan... berduka. namun apakah itu menjadi sebuah alasan yang relevan untuk kita mempertanyakan kehendak-Nya? marah yang mengancam dan menantang, bahkan menghujat Tuhan. bukankah sebuah musibah diberikan-Nya untuk kita sebagai sebuah wujud nyata bahwa Dia 'memperhatikan' kita?
apakah kita pernah berkaca dan menyadari bahwa kita penuh dosa? lalu mengapa kita masih merasa semua ini terlalu berat dan menyiksa?
dan pernahkah kita berkaca dan mengakui bahwa nikmat-Nya tak terbantahkan? lalu mengapa kita masih mendustai dan merasa dicurangi oleh -Nya?
1.10.09
Posted by heyratna at 12:59:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment